RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
RESUSITASI JANTUNG DAN PARU
v Jika
kita melihat pasien/korban yang tergeletak tampak tidak sadarkan diri,
pertama kali yang kita harus lakukan adalah memastikan bahwa lingkungan
di sekitar korban yang tergeletak itu aman. Jika belum aman (misalnya
korban tergeletak di tengah jalan raya atau di dalam gedung terbakar),
maka korban harus dievakuasi/dipindahkan terlebih dahulu ke tempat yang
aman dan memungkinkan mendapatkan pertolongan.
v Nilai
respon pasien apakah pasien benar-benar tidak sadar atau hanya tidur
saja. Mengecek kesadarannya dengan cara memanggil-manggil nama pasien,
menepuk atau menggoyang bahu pasien, misalnya “Pak-pak bangun !” atau
“Bapak baik-baik saja?” Jika masih belum sadar atau bangun juga bisa
diberi rangsang nyeri seperti menekan pangkal kuku jari. Jika pasien
sadar, tanyakan mengapa ia terbaring di tempat ini. Jika pasien sadar,
terlihat kesakitan atau terluka segera cari bantuan dan kemudian kembali
sesegera mungkin untuk menilai kondisi pasien.
v Jika
tidak ada respon berarti pasien tidak sadar. Aktifkan sistem emergensi
dengan cara meminta tolong dibawakan alat-alat emergensi atau
dipanggilkan petugas terlatih atau ambulan jika berada di luar RS.
Misalnya ‘Tolong ada pasien tidak sadar di ruang A, ”tolong panggil
petugas emergensi ” atau ”Tolong ambil alat-alat emergensi ada pasien
tidak sadar di ruang A”. Jika di lapangan : ”Tolong ada pasien tidak
sadar di pantai tolong panggil ambulan ”. Jika yang menemukan korban
tidak sadar lebih dari satu orang, maka satu orang mengaktifkan sistem
emergensi sedangkan lainnya menilai kondisi pasien. INGAT ! Dalam
menolong pasien tidak sadar, kita tidak mungkin bekerja sendiri jadi
harus meminta bantuan orang lain. Dalam meminta bantuan, penolong harus
menginformasikan kepada petugas gawat darurat mengenai lokasi kejadian,
penyebabnya, jumlah dan kondisi korban dan jenis pertolongan yang akan
diberikan. Jika tersedia alat defibrilator dengan AED (Automatic
Emergency Defibrilator), maka kita dapat menyiapkannya untuk pemeriksaan
heart rate dan irama jantung dan jika ada indikasi melakukan
defibrilasi.
v Gunakan
manuver chin lift untuk membuka jalan nafas korban yang tidak mengalami
cedera kepala dan leher. Jika diperkirakan ada trauma leher maka
gunakan tehnik jaw thrust. Untuk lebih jelas lihat kembali pengelolaan
jalan nafas.Periksa pernafasan dengan menggunakan tehnik LLF (Look,
Listen, Feel) dengan tetap mempertahankan terbukanya jalan nafas selama
10 detik. Teknik LLF dapat dilihat di pengelolaan jalan nafas.
v Jika
yakin tidak ada pernafasan maka segera beri nafas buatan dua kali
pernafasan dengan tetap menjamin terbukanya jalan nafas. Bisa dengan
mulut ke mulut/hidung atau dengan menggunakan sungkup muka. Satu kali
pernafasan selama satu detik sampai dada tampak mengembang. Jika dada
tidak mengembang kemungkinan pemberian nafas buatan tidak kuat atau
jalan nafas tersumbat, Ambil napas panjang dan tempelkan rapat- rapat bibir penolong melingkari mulut pasien lalu tiup selama 1,5-2 detik Lihat apakah dada terangkat Tetap pertahankan ‘head tilt-chin lift’ lepas mulut penolong dari mulut pasien lihat apakah dada pasien turun waktu Ambil napas lagi dan ulangi meniup.
v Setelah
nafas buatan diberikan segera nilai sirkulasi dengan mengecek nadi
arteri karotis. Nadi carotis dapat diraba dengan menggunakan 2 atau 3
jari menempel pada daerah kira-kira 2 cm dari garis tengah leher atau
jakun pada sisi yang paling dekat dengan pemeriksa. Waktu yang tersedia
untuk mengukur nadi carotis sekitar 5 – 10 detik.
v Jika
nadi teraba, nafas buatan diteruskan dengan kecepatan 10-12 kali/menit
atau satu kali pernafasan diberikan setiap 5-6 detik. Ambil napas panjang dan tempelkan rapat- rapat bibir penolong melingkari mulut pasien lalu tiup selama 1,5-2 detik Lihat apakah dada terangkat Tetap pertahankan ‘head tilt-chin lift’ lepas mulut penolong dari mulut pasien lihat apakah dada pasien turun waktu Ambil napas lagi dan ulangi meniup.
v Cara melakukan RJP :
· Penderita
harus berbaring terlentang di atas alas yang keras. Posisi penolong
berlutut di sisi korban sejajar dengan dada penderita.
· Penolong
meletakkan bagian yang keras telapak tangan pertama penolong di atas
tulang sternum di tengah dada di antara kedua puting susu penderita (2-3
jari di atas prosesus Xihoideus) dan letakkan telapak tangan kedua di
atas telapak tangan pertama sehingga telapak tangan saling menumpuk.
Kedua lutut penolong merapat, lutut menempel bahu korban, kedua lengan
tegak lurus, pijatan dengan cara menjatuhkan berat badan penolong ke
sternum.
· Tekan
tulang sternum sedalam 4-5 cm (1 ½ - 2 inci) kemudian biarkan dada
kembali normal (relaksasi). Waktu kompresi dan relaksasi dada diusahakan
sama. Jika ada dua penolong, penolong pertama sedang melakukan kompresi
maka penolong kedua sambil menunggu pemberian ventilasi sebaiknya
meraba arteri karotis untuk mengetahui apakah kompresi yang dilakukan
sudah efektif. Jika nadi teraba berarti kompresi efektif.
· Setelah
30 kali kompresi dihentikan diteruskan dengan pemberian ventilasi 2
kali (1 siklus = 30 kali kompres dan 2 kali ventilasi). Setiap 5 siklus
dilakukan monitoring denyut nadi dan pergantian posisi penolong jika
penolong lebih dari satu orang.
v RJP pada anak :
· Letakkan penderita pada posisi terlentang di atas alas yang keras
· Tiup nafas dua kali (tanpa alat atau dengan alat)
· Pijat jantung dengan menggunakan satu tangan dengan bertumpu pada telapak tangan di atas tulang dada, di tengah sternum.
· Penekanan tulang dada dilakukan sampai turun ± 3-4 cm dengan frekuensi 100 kali/menit.
v RJP pada bayi :
· Letakkan penderita pada posisi terlentang di atas alas yang keras
· Tiup nafas 2 kali
· Untuk
pijat jantung gunakan penekanan dua atau tiga jari. Bisa menggunakan
ibu jari tangan kanan dan kiri menekan dada dengan kedua tangan
melingkari punggung dan dada bayi. Bisa juga dengan menggunakan jari
telunjuk, jari tengah dan atau jari manis langsung menekan dada.
· Tekan
tulang dada sampai turun kira-kira sepertiga diameter
anterior-posterior rongga dada bayi dengan frekuensi minimal 100
kali/menit.
JAW THRUST
CARA PENEKANAN
POSISI PENEKANAN
RJP DENGAN 2 ORANG
Komentar
Posting Komentar